Kamis, 02 April 2015

MENCARI


Berdiri di dalam gedung gereja yang sunyi. Suara anak kecil, kendaraan dan burung-burung pipit terdengar samar-teredam. Biasanya di sini lampu menyala memenuhi setiap sudut dengan cahaya, suara-suara lembaran kertas liturgi dan warta jemaat yang bergesekan, percakapan-percakapan dengan suara yang dipelankan, bunyi organ dan microphone yang sedang disesuaikan, lagu-lagu pujian, khotbah, dan doa. Meskipun beberapa tahun terakhir aku hanya beberapakali hadir dalam ibadah mingguan di sini. Bukan karena kesombongan..bukan. Hanya saja, saat ini aku merasa tidak menemukan Tuhan di gedung yang disebut Rumah Tuhan.


Seringkali dentang lonceng di minggu pagi membuat kerinduan masa kecil muncul. Masa ketika
cerita-cerita di sekolah minggu begitu menarik. Ketika tokoh-tokoh Simson, Daud, Yakub, Salomo menjadi hidup dalam permainan imajinasiku. Masa-masa kami menikmati Natal sederhana, merayakan telur paskah pertama yang kudapat meskipun kondisinya tinggal separuh utuh. Kenangan dimana aku menemukan Tuhan di mata teman-temanku, di udara pagi yang dipenuhi asap dari obor paskah, di ketenangan lilin yang terpasang di pohon natal dari pinus yang ditebang di bukit di seberang sungai. Namun entah mengapa kurasakan Tuhan yang kutemukan secara sederhana waktu itu, kini semakin rumit. 

Pernah kurasakan mengucapkan doa seperti menghirup segarnya udara pagi. Namun entah mengapa kata-kata itu berubah menjadi hapalan, lama kelamaan menjadi ucapan otomatis, seakan mulut berkata tanpa harus direstui otak. 

................................................................

Entahlah, namun aku ingin mencari Tuhan dalam percakapan sederhana dengan teman-teman kerja yang ditemani segelas kopi, dalam suasana permainan sepakbola bersama teman-teman, dalam perdebatan dengan bapak, dalam gerutuan ibu, dalam makian akrab para sahabat, dalam lagu yang kudengar, dalam film yang kunonton, dalam segala hal yang kupertanyakan, dalam segala hal yang dirasakan indraku, dalam tetes hujan, dalam embun, di ujung rumput, di mata hewan-hewan, di dalam setiap waktu yang kulalui. Aku yakin Tuhan meletakkan jejaknya disana. Akan kuikuti jejak yang kutemukan itu, semoga semakin mendekatkanku kepada Pencipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FOLLOWER

READ MORE